Underlying Asset adalah komponen penting dalam instrumen investasi. Tentunya investor sangatlah familiar dengan istilah tersebut.
Komponen yang berguna untuk mendongkrak nilai sebuah asset di saat analisa, dalam memilah dan mempertimbangkan apakah asset tersebut memiliki value atau tidak untuk masa depan.
Pasalnya dengan mempelajarinya, kamu akan mengetahui bagaimana cara melihat dan memprediksi asset mana yang akan habis masanya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa dengan mengetahuinya seorang manajer investasi maupun investor dapat mengetahui perkiraan nilai aset naik maupun turun.
Pertanyaanya apa itu underlying asset? kok bisa para investor tahu kapan nilai saham naik dan turun? yuk simak artikel dari cepatcuan berikut secara seksama.
Daftar isi
Apa Itu Underlying Asset
Pengertian dari Apa itu underlying asset yaitu sebuah aset keuangan yang digunakan sebagai dasar harga atau sebagai acuan pokok dari harga derivatif.
Sedangkan derivatif sendiri yakni sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang di jalani oleh dua pihak maupun lebih, bertujuan untuk jual beli aset dan komoditas.
Instrumen deviratif memiliki beberapa produk keuangan seperti obligasi, komoditas, mata uang, suku bunga, indeks pasar, dan saham. Juga bisa berupa produk komoditas dengan pengawasan dari BAPPEBTI.
Biasanya, derivatif dianggap sebagai investasi lanjutan.
Namun ada juga seorang manajer investasi atau manajemen portofolio, lembaga keuangan, sampai sebuah perusahaan menggunakan derivatif untuk mengelola resiko dari pergerakan harga.
Implementasi Underlying Asset
Saat ini ada banyak bentuk implementasi yang membutuhkan acuan pokok dalam pengelolaan resiko dari pergerakan harga. Mulai dari Instrumen keuangan, obligasi syariah, reksadana, saham bahkan komoditas.
1. Instrumen Keuangan
Untuk implementasinya ada beberapa instrumen keuangan yang bisa dikategorikan sebagai kelompok derivatif, contohnya kontrak futures atau berjangka.
Kontrak futures sendiri adalah suatu kontrak yang mengharuskan para pihak agar membeli serta menjual asset dasar pada harga dan waktu sesuai kesepakatan (kontrak) untuk masa kedepannya.
Harga dari kontrak futures tergantung dari underlying asset. Misalnya jika ada sebuah saham A yang menjadi dasar dari kontrak berjangka, maka harga kontrak futures ini akan dipengaruhi oleh pergerakan harga dari saham A.
Jika pergerakan saham A naik maka kemungkinan besar kontrak futures ikut naik begitupun sebaliknya.
2. Obligasi Syariah (sukuk)
Selain instrumen keuangan derivatif, ada instrumen lainnya yang menggunakan acuan pokok.
Sukuk atau surat pengakuan hutang berbentuk syariah ini menggunakan acuan pokok.
Maka dari itu sukuk menjadi sebuah instrumen surat utang yang berbeda dengan obligasi konvensional.
Karena pada dasarnya untuk menjadi sukuk harus memenuhi syarat dari underlying asset.
Berikut ini syarat dari underlying asset obligasi syariah :
- Memiliki aset yang mendasari pada penerbitan yang berupa barang wujud semacam bangunan, tanah atau yang tidak berwujud seperti jasa atau hak manfaat atas aset.
- Bagi hasil yang diberikan sesuai akad yang dipakai saat penerbitan. bisa berupa upah,margin(selisih harga lebih), dan bagi hasil.
- Merupakan bukti kepemilikan atas underlying asset.
- Penggunaan dana wajib memakai dan setakar dengan prinsip syariah
- Tidak memiliki unsur riba, tidak pasti (gharar) serta Judi.
- Segala aset,jasa,dan barang harus halal.
Dalam akad bagi hasil ada beberapa jenisnya yakni ijarah, mudharabah, wakalah, istishna, musyarakah dan kafalah.
Maka dari itu apapun jenis aset yang bertentangan dengan syariah seperti perusahaan yang menggunakan jasa haram atau pabrik yang memproduksi makanan dan minuman haram, sudah dipastikan tidak akan lolos dari pemeriksaan DPS (Dewan Pengawas Syariah), TAS (Tim Ahli Syariah) yang memiliki lisensi Ahli Syariah Pasar Modal.
Jadi buat investor yang islami, jangan khawatir atas kehalalan investasi ini. Karena sukuk ini sudah lolos uji oleh pengawas dan para ahli yang syariah.
3. Reksadana
Tidak hanya kontrak futures dan sukuk, acuan pokok juga dapat di implementasikan pada instrumen investasi reksa dana. Acuan pokok di instrumen ini bisa seperti pasar uang, saham, dan efek syariah.
Dalam reksadana seorang investor tidak perlu berfikir bagaimana dan dimana dana akan di salurkan.
Karna instrumen investasi ini memiliki seorang manajer investasi untuk mengurus dana kelolaan nasabahnya dan menaruhnya pada efek pada acuan pokok yang disampaikan dalam prospektusnya sesuai koridor yang telah diatur.
Dengan menggali ilmu Ini dari sebuah instrumen reksadana, kamu dapat menganalisis manakah investasi yang memiliki potensi untung dan rugi.
Sepertinya cukup penjelasan dari apa itu underlying asset semoga informasinya bermanfaat, silahkan tinggalkan komentar dibawah, terima kasih.